
Bolong.id - Ponsel pintar terbaru berbasis kecerdasan buatan dari ByteDance, yang menjalankan asisten AI Doubao pada sistem operasinya, menghadapi penolakan dari sejumlah aplikasi populer di China hanya beberapa hari setelah peluncuran.
Dilansir SCMP, Minggu (07/12/25), Perangkat tersebut, yakni Nubia M153 hasil kolaborasi antara ByteDance dan produsen ponsel ZTE diperkenalkan sebagai “smartphone agentic” yang memungkinkan kontrol ponsel via perintah suara, bukan sentuhan layar. Fitur Doubao bisa membuka aplikasi, menjalankan perintah, memposting media sosial, atau bahkan melakukan transaksi atas nama pengguna.
Namun, beberapa aplikasi besar merespons dengan membatasi atau memblokir interaksi otomatis oleh AI ini. Beberapa pengguna melaporkan bahwa saat Doubao mencoba mengakses aplikasi seperti WeChat, Alipay, Taobao, dan layanan perbankan, muncul kesalahan login atau peringatan keamanan, bahkan akun bisa dibekukan sementara.
Merespon hal ini, ByteDance menyatakan bahwa mereka akan menonaktifkan fungsi Doubao untuk klaim insentif otomatis, interaksi dengan aplikasi keuangan, dan game kompetitif.
Peluncuran awal Nubia M153 sempat mendapat sambutan antusias. Unit prototipe itu habis terjual hari pertama rilis. Namun, respon keras dari ekosistem aplikasi besar menunjukkan bahwa integrasi “agentic AI” ke dalam perangkat seluler menimbulkan kekhawatiran serius soal privasi, keamanan, dan keadilan akses.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa perdebatan akan keberlanjutan dan regulasi fitur AI tingkat tinggi yang mampu mengotomatisasi interaksi digital pengguna semakin mengemuka di Cina.
Para pengembang aplikasi dan penyedia layanan digital menyoroti potensi risiko dari penyalahgunaan akses sampai ketidaksetaraan dalam ekosistem aplikasi jika AI diberi akses penuh ke semua layanan.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
